BREAKING

Minggu, 16 Februari 2014

Dari Gerakan ke Negara

 Tugas DM2 (Dauroh Marhalah 2)
30 Agustus 2012
Hijrah dalam sejarah dakwah Rasulullah SAW adalah sebuah metamorfosis dari “gerakan” menjadi negara. Rasulullah melakukan penetrasi sosial yang sangat sistematis, dimana Islam menjadi jalan hidup individu, dimana Islam “memanusia” dan kemudian “memasyarakat”. Sekarang melalui hijrah, masyarakat bergerak linear menuju negara. Melalui hijrah, gerakan itu “menegara”.
            Perubahan sosial mempunyai landasan pada sifat natural  manusia, baik sebagai individu maupun masyarakat. Model perubahan selalu gradual dan bertahap, prosesnya cenderung evolusioner tapi dampaknya lebih cenderung bersifat revolusioner. Inilah makna firman Allah SWT. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’d:11).
            Dalam konsep politik islam, syariat yang disebut sistem atau hukum merupakan suatu given. Negara merupakan institusi yang diperlukan untuk menerapkan sistem. Sehingga dalam penjelasan ini akan menerangkan perbedaan mendasar dengan negara sekuler, dimana sistem/ hukum mereka adalah hasil dari produk kesepakatan bersama karena hal tersebut sebelumnya dianggap tidak ada.
            Negara merupakan sebuah peradaban, dimana institusi negara dalam konsep islam ialah sarana untuk menegakkan sebuah peradaban. Negara bukanlah sebuah akhir, justru merupakan awal dari sebuah peradaban. Manusia adalah subyek, negara adalah institusi, dan peradaban adalah karyanya. Nasionalisme yang menjadi ruh dari konsep negara-bangsa mulai memudar dan nasionalisme religius muncul sebagai alternatif baru di negara-negara islam. Permasalahan negara bukan merujuk pada bentuk, tapi pada konsep kekuasaan, dan misi yang akan diemban yang bisa merujuk pada ideologi atau kepentingan.
            Manusia untuk sebuah cita-cita, manusia muslim harus direkonstruksi ulang dalam tiga tahapan dimana yang pertama memperbaharui afiliasinya kepada islam kembali, memperbaharui keislaman dengan memperbaiki pemahamannya pada islam, dan partisipasi paling optimal dalam memberikan kontribusi kepada islam.
            Proyek sekularisasi gagal di dunia islam, dapat dijelaskan dalam dua perspektif yaitu akidah dan rasio. Secara akidah, kegagalan hanyalah pembuktian empiris dari janji Allah SWT. Penjelasan rasionalnya yaitu kekuatan sekuler tidak bersumber dari dunia islam tapi dari Barat atau dari Timur, rezim-rezim diktator telah menciptakan penderitaan rakyat yang panjang, kegagalan membangun telah menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap janji-janji modernisasi, gerakan tidak pernah sanggup membawa konsep-konsep pemikiran yang original, komprehensif, berlandaskan metodologi yang kokoh, dan output empiris yang sukses. Itulah, disamping karena secara substansial memang kosong, secara struktural gerakan ini sangat rapuh.
            Pemimpin sesuai era dakwahnya, nampaknya memang ada kesulitan bagi sebagian besar pemimpin Islam saat mempersepsi perjalanan dua entitas secara berbeda yaitu entitas negara dan gerakan islam. Dalam periode dakwah saat ini, dibutuhkan seorang pemimpin yang kuat dan memiliki kemampuan kepemimpinan yang mumpuni untuk menyelesaikan persoalan bangsa. Selain itu, pemimpin juga tentu seorang demokrat yang memberi ruang gerak yang luas dan nyaman bagi umat islam yang tumbuh dan berkembang sekaligus memiliki empati terhadap harakah dan memberikan ruang partisipasi yang besar dalam proses pengelolaan negara. Harakah harus memainkan peran sebagai pelopor koalisi besar kekuatan Islam dan reformis, sekaligus sebagai match-maker (penyelaras) dalam koalisi.
            Hasan Al-Banna, memang tidak sempat menyelesaikan seluruh agenda kebangkitannya. Namun ia telah memulainya dengan benar sesuai tahapannya. Sebagian organisasi islam mati bersama matinya pemimpinnya. Tapi tidak bagi ikhwan. Walaupun Al-Banna merupakan legenda, sebuah organisasi harus tetap dikelola dengan sistem. Ia telah merancang sistem hingga sistem ini bekerja bahkan setelah ia syahid.
            Penjelasan Dari Gerakan ke Negara merupakan penjelasan yang sangat komprehensif, dimana menjelaskan dari tahapan penegakan negara oleh rasulullah, hingga kebangkitan dakwah rasulullah zaman Hasan Al-Banna dan masa reformasi indonesia serta wacana-wacana politik barat dan manajemen transisi dalam menata ulang taman Indonesia. Dari Gerakan ke Negara dalam penyampaiannya terlalu fluktuatif sehingga kata-kata agak sulit dipahami. Manusia adalah subjek, negara adalah institusi, dan peradaban adalah karyanya. Manusia, peradaban, dan model negara seperti apakah yang mampu mewujudkan cita-cita mulia bagi rahmatan lil ‘alamin? Anda sedang mempersiapkan diri menjadi model manusia sebagai subjek bagi terlahirnya sebuah negara dan peradaban yang penuh kesejahteraan, kemakmuran, dan keadilan. Kader dakwah yang mempersiapkan diri membangun negara dari sebuah gerakan. –SN-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Termakasih atas pesannya.. Mari tulis yang baik :)