Entah apa yang membuat pikiran ini selalu bergejolak ketika memikirkan kalian malaikat kecilku, diri ini selalu bermonolog dg semua romansanya..
Sebelum tanganku berubah menjadi angin
menyapu seluruh senja, merenungi keusaian dari titik kabut,
tinggalkan lembah sajak pada kata-kata
hingga tandas seluruh makna tertelan arwah bulan.
Sebelum tanganku menjelma angin,
bangun bayang-bayang di matamu
seperti kastil yang roboh seribu tahun lalu di otakku,
menggulung mimpi-mimpi tanpa malam,
menepis cahaya berlumur abjad dan lafal doa,
saat tubuhku menjadi lebih ringan dari embun.
Kutukan malam mengantarku pada sunyi.
Gemeretak tulang-tulang bukit terdengar nyaring
menyerupai lolongan bidadari saat terbang bersama pelangi.
Kudirikan istana pasir di pantai selatan
untuk tidurmu bersama ombak.
Meski sedikit gemetar terdesak karang laut,
tapi kilaunya terus mengalir menuju pelir.
Sebelum tanganku berubah jadi angin,
angkatlah tinggi-tinggi gaunmu,
biarkan benangnya kusut seperti rambut malaikat di surga.
Suatu saat pantaiku akan menjemput keusaian
seperti istana pasir yang pernah kubangun
dan menggemakan lonceng di ujung menaranya
ketika istana kecilku
mulai tak berpenghuni,
Hanya debu yang terhempas
bersama sisa-sisa sang malam..
-SN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Termakasih atas pesannya.. Mari tulis yang baik :)