Aku
sangat berkesan akan agenda hari minggu ini. Ahad ini adalah hari pertemuan
akhwat kampus kota. Ahad ini aku rasa adalah hari yang sangat berkesan, bahkan
melebihi hari dimana aku mendapat kehormatan memakai slempang bertuliskan
CUMLAUDE saat pengesahanku sebagai sarjana.
Aku
mendapat kehormatan membuat puisi dan membacakannya di depan semua peserta
akhwat. Setengah jam pun berlalu, jadilah puisi bermelodi melankolis dan beberapa
paragraf kisahku. Aku menghayati puisi yang aku tulis kata demi kata, tak
terasa air mata mengalir tumpah saat aku membaca bait kedua. Hati rasanya tak
ingin melanjutkan membacanya, karena aku sudah melanggar perjanjian pasal 1
pada almarhum ayah, “jangan menangis di depan manusia”. Namun, aku tahu, the show must go on, aku membacanya
sambil menangis sampai selesai baris dan bait. Aku baru sadar ketika selesai,
semua pesertapun sudah larut terhipnotis dalam tangisan mendalam. Maafkan aku
akhwatfillah, ini benar-benar mengalir dari hati... Untung saja semua peserta adalah
akhwat, kalau tidak, sudah tak terbayangkan betapa malunya diri ini..
Aku
bahagia hari ini. Aku mengenal banyak teman aktivis kampus disini, melebihi
banyaknya teman liqo yang aku kenal dan beberapa sudah berkeluarga. Aku
tertawa, bercerita, makan bersama, membagi pesan antara satu dengan yang
lainnya, dan tak lupa saling bertukar contact. Meskipun tak semua kukenal,
setidaknya aku bahagia menjadi salah satu diantara mereka. Akupun mendapat
oleh-oleh sebuah surat cinta dari sang murobbi (ummi tercinta), juga sebuah
kado bingkisan untuk tulisan terbaik, serta hadiah juara lomba kelompok pemberi
pesan terbaik.
Sampai
sekarang belum aku buka, karena baru boleh dibuka ba’da maghrib.. hehe..
Sejenak
aku mengingat momen saat aku membuat puisi dan membacakannya di hari aksi pilgub
bersih, bersama KAMMDA Semarang, untung saja saat itu aku membuat puisi
bermelodi semangat dan membakar jiwa, bukan puisi melankolis. Dengan begitu,
aku bisa membacanya dengan nada orasi. Andai saat itu puisi melankolis yang
tertulis, mungkin, sudah pasti menangis di depan videotron dan semua khalayak ikhwan akhwat,
mungkin... wallahua’lam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Termakasih atas pesannya.. Mari tulis yang baik :)