Assalamu'alaikum wr.wb.
Teruntuk imamku...
Izinkan pena ini menuliskan beberapa kalimat untukmu. Melepaskan penat karena menunggumu dengan penuh pengharapan. Berharap penantian ini akan mempertemukan kita, entah esok, lusa atau kapanpun. Kau tau kekasihku? Saat ini aku menantimu dengan menjaga izzah dan iffahku. Menantimu dengan penuh penghormatan hingga waktu itu tiba. Aku tak pernah bosan menantimu disini, karena aku yakin Allah telah menetapkan waktu yang tepat untuk kita berdua.
Wahai imamku...
Penantian ini kadang membosankan dan terbersit kata putus asa dalam hati. Tapi, aku selalu mencoba tegar, mengembalikan puing-puing semangat yang sempat hilang. Terlalu banyak yang ingin kuceritakan nanti, saat kita dipersatukan oleh-Nya. Ingin aku bercerita bagaimana saat aku jatuh bangun menantimu. Masa penantian seperti masa memantaskan diri, mengisinya dengan ikhtiar terbaik.
Kau tahu imamku...
Menapaki masa penantian ini tidaklah mudah, banyak cobaan yang seringkali menguji imanku. Tapi, aku selalu berusaha melakukan yang terbaik dan menunggu dengan cara yang terbaik pula. Kelak di masa depan aku bisa menjadi yang terbaik untukmu. Aku percaya Allah tak akan pernah meninggalkan hamba yang taat kepada-Nya.
Aku seperti orang bodoh, menari-nari sendiri dengan rasa yang selalu saja sama yaitu menanti. Akupun sebenarnya tak tahu siapa sebenarnya yang aku nanti. Namanya saja masih rahasia. Tapi yang kuyakini hanya kalimat ini
"Good Woman are for good man"
itu janji Allah. Maka, disini aku menantimu dengan menjaga hatiku, mendirikan tabir pertahanan dari nafsu yang ingin meraib kesucian hati.
Semoga imanmu juga selalu terjaga, menjaga pandanganmu dan tutur katamu. Semoga Allah senantiasa menuntun langkahmu hingga terhenti di persimpangan penantian ini. Aku akan menunggumu dengan cara yang sama. Tenang saja, semoga Allah selalu menjaga hati kita berdua hingga kita dipersatukan oleh-Nya dalam ikatan yang halal.
Kau tahu, aku mencoba tak berkeluh lagi tentang berapa lama lagi aku akan menunggu. Dan, aku tidak akan pernah bertanya kepada Sang Pemilik kuasa, kapan kau akan datang menjemputku. Karena toh sejatinya semua sudah tertulis di Lauhul Mahfudz jauh hari sebelum kita lahir di dunia ini.
Aku hanya ingin hidup lebih baik lagi sembari menanti. Aku ingin menuntut ilmu agama dan berdakwah di jalan Allah agar nantinya aku tidak terbata-bata menjawab jika engkau bertanya kepadaku tentang apa yang kulakukan sebelum bertemu denganmu.
Kau tahu, aku tak mampu menggambarkan suka duka dalam rasa penantian. Juga tak mampu menguak rasa selama masa penantian dan juga takkan mampu mendikte waktu yang terlewatkan selama ini. Kau memang masih sangat jauh, bayangmu tak terlihat sama sekali. Saat ini kau hanya fatamorgana yang hidup dalam khayalku. Bahkan, aku membayangkan bagaimana figur calon imamku nantinya. Bagiku, kamu begitu sempurna dalam sketsa khayalku. Tapi, lagi, dan lagi, itu hanya imajinasiku. Semuanya kupasrahkan kepada-Nya. Tentang siapa namamu, dimana kau sekarang, dan kapan kita dipertemukan. Yang pasti, aku masih setia dan menikmati masa ini.
Wassalamu'alaikum, wr.wb.
Salam Cinta untuk Allah
Hmmm... harus mengakui ini bukan lagi galau, edisi ini hanya ingin invite teman-teman yang lain... mengikuti cara ini.. untuk transfer energi postive... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Termakasih atas pesannya.. Mari tulis yang baik :)