Halaman ini membahas tentang
cara-cara pembuatan ester dalam laboratorium dari alkohol dan fenol menggunakan
asam karboksilat, asil klorida (klorida asam) atau anhidrida asam yang sesuai.
Pembuatan
ester menggunakan asam karboksilat
Metode ini bisa digunakan untuk
mengubah alkohol menjadi ester, tetapi metode ini tidak berlaku bagi fenol –
senyawa dimana gugus -OH terikat langsung pada sebuah cincin benzen. Fenol
bereaksi dengan asam karboksilat dengan sangat lambat sehingga reaksi tidak
bisa digunakan untuk tujuan pembuatan.
Sifat
kimiawi reaksi
Ester dihasilkan apabila asam
karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini
biasanya asam sulfat pekat. Gas hidrogen klorida kering terkadang digunakan,
tetapi penggunaannya cenderung melibatkan ester-ester aromatik (ester dimana
asam karboksilat mengandung sebuah cincin benzen).
Reaksi pengesteran (esterifikasi)
berjalan lambat dan dapat balik (reversibel).
Melangsungkan
reaksi
Dalam
skala tabung uji
Asam karboksilat dan alkohol sering
dipanaskan bersama disertai dengan beberapa tetes asam sulfat pekat untuk
mengamati bau ester yang terbentuk.
Untuk melangsungkan reaksi dalam
skala tabung uji, semua zat (asam karboksilat, alkohol dan asam sulfat pekat)
yang dalam jumlah kecil dipanaskan di sebuah tabung uji yang berada di atas
sebuah penangas air panas selama beberapa menit.
Karena reaksi berlangsung lambat dan
dapat balik (reversibel), ester yang terbentuk tidak banyak. Bau khas ester
seringkali tertutupi atau terganggu oleh bau asam karboksilat. Sebuah cara
sederhana untuk mendeteksi bau ester adalah dengan menaburkan campuran reaksi
ke dalam sejumlah air di sebuah gelas kimia kecil.
Terkecuali ester-ester yang sangat
kecil, semua ester cukup tidak larut dalam air dan cenderung membentuk sebuah
lapisan tipis pada permukaan. Asam dan alkohol yang berlebih akan larut dan
terpisah di bawah lapisan ester.
Ester-ester kecil seperti
pelarut-pelarut organik sederhana memiliki bau yang mirip dengan
pelarut-pelarut organik (etil etanoat merupakan sebuah pelarut yang umum
misalnya pada lem).
Semakin besar ester, maka aromanya
cenderung lebih ke arah perasa buah buatan – misalnya “buah pir”.
Dalam
skala yang lebih besar
Jika anda ingin membuat sampel
sebuah ester yang cukup besar, maka metode yang digunakan tergantung pada
(sampai tingkatan tertentu) besarnya ester. Ester-ester kecil terbentuk lebih
cepat dibanding ester yang lebih besar.
Untuk membuat sebuah ester kecil
seperti etil etanoat, anda bisa memanaskan secara perlahan sebuah campuran
antara asam metanoat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat pekat, dan
memisahkan ester melalui distilasi sesaat setelah terbentuk.
Ini dapat mencegah terjadinya reaksi
balik. Pemisahan dengan distilasi ini dapat dilakukan dengan baik karena ester
memiliki titik didih yang paling rendah diantara semua zat yang ada. Ester
merupakan satu-satunya zat dalam campuran yang tidak membentuk ikatan hidrogen,
sehingga memiliki gaya antar-molekul yang paling lemah.
Ester-ester yang lebih besar
cenderung terbentuk lebih lambat. Dalam hal ini, mungkin diperlukan untuk
memanaskan campuran reaksi di bawah refluks selama beberapa waktu untuk
menghasilkan sebuah campuran kesetimbangan. Ester bisa dipisahkan dari asam
karboksilat, alkohol, air dan asam sulfat dalam campuran dengan metode
distilasi fraksional.
Pembuatan
ester menggunakan asil klorida (klorida asam)
Metode ini hanya berlaku bagi
alkohol dan fenol. Untuk fenol, reaksi terkadang dapat ditingkatkan dengan
pertama-tama mengubah fenol menjadi bentuk yang lebih reaktif.
Reaksi
dasar
Jika kita menambahkan sebuah asil
klorida kedalam sebuah alkohol, maka reaksi yang terjadi cukup progresif
(bahkan berlangsung hebat) pada suhu kamar menghasilkan sebuah ester dan
awan-awan dari asap hidrogen klorida yang asam dan beruap.
Sebagai contoh, jika kita
menambahkan etanol krlorida ke dalam etanol, maka akan terbentuk banyak
hidrogen klorida bersama dengan ester cair etil etanoat.
Zat yang biasanya disebut
"fenol" adalah zat yang paling sederhana dari golongan fenol. Fenol
memiliki sebuah gugus -OH terikat pada sebuah cincin benzen – dan tidak ada
lagi selain itu.
Reaksi antara etanoil klorida dengan fenol mirip dengan reaksi etanol walaupun tidak begitu progresif. Fenil etanoat terbentuk bersama dengan gas hidrogen klorida
Reaksi antara etanoil klorida dengan fenol mirip dengan reaksi etanol walaupun tidak begitu progresif. Fenil etanoat terbentuk bersama dengan gas hidrogen klorida
Mempercepat
reaksi antara fenol dengan beberapa asil klorida yang kurang reaktif
Benzoil klorida memiliki rumus molekul
C6H5COCl. Gugus -COCl terikat langsung pada sebuah cincin
benzen. Senyawa ini jauh lebih tidak reaktif dibanding asil klorida sederhana
seperti etanoil klorida.
Fenol pertama-tama diubah menjadi
senyawa ionik natrium fenoksida (natrium fenat) dengan melarutkannya dalam
larutan natrium hidroksida.
Ion fenoksida bereaksi lebih cepat
dengan benzoil klorida dibanding fenol, tapi biarpun demikian reaksi tetap
harus dikocok dengan benzoil klorida selama sekitar 15 menit. Padatan fenol
benzoat terbentuk.
Reaksi ini juga bisa digunakan untuk
membuat ester baik dari alkohol maupun fenol. Reaksinya berlangsung lebih
lambat dibanding reaksi sebanding yang menggunakan asil klorida, dan campuran
reaksi biasanya perlu dipanaskan.
Untuk fenol, kita bisa mereaksikan
fenol dengan larutan natrium hidroksida pertama kali, yang menghasilkan ion
fenoksida yang lebih reaktif.
Mari kita mengambil contoh etanol
yang bereaksi dengan etanoat anhidrida sebagai sebuah reaksi sederhana yang
melibatkan sebuah alkohol:
Reaksi yang berlangsung pada suhu
kamar cukup lambat (atau lebih cepat jika dipanaskan). Tidak ada perubahan yang
dapat diamati pada cairan tidak berwarna , tetapi sebuah campuran antara etil
etanoat dengan asam etanoat terbentuk.
Reaksi dengan fenol kurang lebih
sama, tetapi lebih lambat. Fenil etanoat terbentuk bersama dengan asam etanoat.
Reaksi ini tidak terlalu penting,
tapi ada reaksi yang sangat mirip terlibat dalam pembuatan aspirin (dibahas
secara rinci pada halaman lain).
Jika fenol pertama-tama diubah
menjadi natrium fenoksida dengan menambahkan larutan natrium hidroksida, maka
reaksinya berlangsung lebih cepat. Fenil etanoat lagi-lagi terbentuk, tapi kali
ini produk lainnya adalah natrium etanoat bukan asam etanoat.
Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen
pada gugus
hidroksil dengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan dengan R').
Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus -OH
yang hidrogennya (H) dapat terdisosiasi menjadi ion H+.
Apakah kegunaan ester dalam kehidupan harian
kita?
I Sebagai pewangi
II Sebagai polimer
III Sebagai minyak masak
IV Sebagai bahan api (Biodiesel)
I Sebagai pewangi
II Sebagai polimer
III Sebagai minyak masak
IV Sebagai bahan api (Biodiesel)
adalah senyawa methyl ester atau ethyl ester yang digunakan
sebagai bahan
baker alternative pengganti bahan baker minyak bumi. Biodiesel lebih ramah lingkungan karena biodegradable dan non toxic. Pembakaran biodiesel mampu mengurangi emisi sebesar 20%.
baker alternative pengganti bahan baker minyak bumi. Biodiesel lebih ramah lingkungan karena biodegradable dan non toxic. Pembakaran biodiesel mampu mengurangi emisi sebesar 20%.
Bahan Baku Biodiesel :
- Minyak sawit
- Minyak jarak
- PFAD
- Minyak nabati lain
- Minyak goreng bekas
Proses Pembuatan Biodiesel :
Bahan baku di reaksikan dengan alkohol umumnya metanol atau etanol
bersama dengan katalis. Reaksi menggunakan itu disebut reaksi esterifikasi dan
transesterifikasi menghasilkan senyawa ester biodiesel
dan gliserin sebagai hasil samping.
Pemisahan dan pemurnian biodiesel dilakukan untuk
mendapatkan biodiesel yang sesuai standar SNI. Gliserin dapat dimurnikan sampai
pharmaceutical grade. Gliserin dapat pula diolah lebih lanjut mejadi bahan dengan
nilai guna dan jual lebih tinggi.
Bahan baku harus dilakukan pretreatmen terlebih dahulu
untuk memastikan biodiesel yang dihasilkan sesuai standar. Parameter bahan baku
:
- FFA content max 1%
- Water content max 0.1 %
- Unsaponifiables max 0.8%
- Kandungan Pospor max 10ppm
Investasi Biodiesel
Ada 4 komponen yang menentukan harga biodiesel layak
produksi atau tidak.
- Harga Bahan Baku
- Harga Proses Biodiesel
- Pajak Produk Energi
- Harga Minyak Mentah
Peralatan Proses Produksi Biodiesel
- Unit Pretreatmen Bahan Baku
- Unit Metanolat
- Unit Esterifikasi
- Unit Trasesetrifikasi
- Unit Metanol Separasi-Recovery
- Unit Separasi Gliserin
- Unit Washing
- Unit Separasi Biodiesel
1) Tata Nama Ester
Dengan menyebutkan gugus alkilnya, kemudian diikuti karboksilatnya.
2) Isomer Ester
Isomer ester disebabkan oleh gugus alkil dan gugus alkanoatnya. Selain
itu ester juga berisomer dengan asam karboksilat.
Conoh: isomer C4H8O2
1) Sebagai asam karboksilat
2) Sebagai ester
3) Sifat-Sifat Ester
a) Sifat Fisis
(1) Ester memiliki titik didih dan titik beku yang lebih rendah dari titik didih dan titik beku asam karboksilat asalnya.
(2) Ester suku rendah berupa zat cair yang berbau harum (beraroma buah-buahan).
b) Sifat Kimia
(1) Ester bersifat netral dan tidak bereaksi dengan logam natrium maupun PCl3.
(2) Ester dapat mengalami hidrolisis menjadi asam karboksilat dan alkohol.
(3) Hidrolisis ester suku tinggi dengan NaOH atau KOH menghasilkan sabun dan gliserol (reaksi penyabunan).
(4) Ester dapat mengalami reduksi menjadi alkohol.
(5) Reduksi terhadap ester tak jenuh suku tinggi (minyak atau lemak cair) yang menghasilkan mentega.
4. Kegunaan Ester
1) Senyawa ester dengan rantai pendek (ester yang berasal dari asam karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah) banyak terdapat dalam buah-buahan yang menimbulkan aroma dari buah tersebut, sehingga disebut ester buah-buahan. Senyawa ester ini banyak digunakan sebagai penyedap
atau esens. Aroma pisang pada makanan atau minuman dapat diperolehdengan menambahkan ester
amil asetat. Benzilasetat memberikan aromastrawberry pada makanan atau minuman. Di samping itu digunakan juga sebagai pelarut pada pembuatan cat, cat kuku, dan
perekat.
2) Ester yang berasal dari gliserol dengan asam karboksilat suku rendah atau tinggi (minyak dan lemak). Digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan sabun dan mentega (margarin).
3) Ester dari alkohol suku tinggi dan asam karboksilat suku tinggi. Ester ini disebut lilin (wax), lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin parafin). Kegunaannya ialah untuk pemoles mobil dan lantai.
4. Kegunaan Ester
1) Senyawa ester dengan rantai pendek (ester yang berasal dari asam karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah) banyak terdapat dalam buah-buahan yang menimbulkan aroma dari buah tersebut, sehingga disebut ester buah-buahan. Senyawa ester ini banyak digunakan sebagai penyedap
atau esens.
2) Ester yang berasal dari gliserol dengan asam karboksilat suku rendah atau tinggi (minyak dan lemak). Digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan sabun dan mentega (margarin).
3) Ester dari alkohol suku tinggi dan asam karboksilat suku tinggi. Ester ini disebut lilin (wax), lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin parafin). Kegunaannya ialah untuk pemoles mobil dan lantai.